Kamis, 09 Juli 2009

Belajar dari Semut










Suatu hari Raja Daud mengajak Salomo anaknya utk menemaninya berjalan-jalan di taman istana. Setelah letih berjalan sekeliling, maka duduklah dia di bawah sebuah pohon yang rendang. Dilihatnya Salomo sedang asik memandang sesuatu. Rasa curiga Daud mendorongnya untuk menghampiri Salomo. "Anakku apa yang sedang engkau lihat?" tanya sang ayah.
"Oh lihatlah ayah sekawanan semut itu, mereka begitu sibuk mengangkat daun menuju sarang. Untuk apa sebenarnya daun-daun itu?" tanya Salomo kepada ayahnya.

"Daun itu adalah makannya, anakku. Ini adalah musim dimana mereka biasanya akan mengumpulkan makanan, untuk bekalan ketika salji mulai turun menutupi muka bumi." Jawab Daud.

"Lihatlah mereka begitu kecil tapi sanggup mengangkat daun yang begitu besar, bahkan jauh lebih besar dari tubuh mereka sendiri. Ternyata semut tidak selemah yang saya fikirkan selama ini." Sambung Salomo. Dia tampak begitu hairan dan kagum dengan pemandangan yang sedang dilihatnya.

"Yah itulah Kuasa Tuhan, bahkan binatang yang paling lemah diberikan Tuhan kekuatan melebihi yang lain. Tuhan itu adil. tahukah kamu anakku, semut yang kecil ini sanggup mengangkat beban yang bahkan 10 kali lebih berat dari tubuhnya. Seekor gajah yang paling besarpun tidak akan sanggup menandingi kekuatan seekor semut. Anakku, jangan pernah sekalipun engkau meremeh temehkan mereka yang tampak lemah. Belajarlah dari semut! Jika engkau nanti menjadi seorang raja". Jawab Raja Daud.

"Engkau tahu berapa lama mereka akan mengangkat makanan-makanan itu?" tanya Raja.

"Entah ayah, mungkin sampai nanti senja". Jawab Salomo.

"Tidak nak, tidak seperti itu. Mereka akan terus bekerja mengumpulkan makanan hingga musim dingin tiba. Lihatlah bagaimana mereka bekerja! Mereka seakan tidak pernah lelah. Tidak ada yang diam, tidak ada yang nampak sedang asik bersantai bukan?" sambung Raja Daud.

"Ya, ayah benar. Mereka semua bekerja! Tapi Ayah, mungkinkah karena mereka takut akan dihukum jika tidak bekerja? mungkin ada yang sedang mengawasi mereka bekerja." Salomo mencuba mengajukan pendapatnya.

"Tidak, tidak ada yang mengawasi, semut bukan budak dari siapapun. Semut hanya memiliki seorang ratu yang bertugas melahirkan para semut, sedangkan sebagian besar semut adalah jenis pekerja dan sisanya adalah semut prajurit yang bertugas menjaga koloni dan ratu mereka. Tapi tidak untuk mengawal dan mengarahkan para pekerja." Jawab Raja Daud.

"Anak ku, jika engkau mau merenungkannya, engkau boleh belajar banyak dari kehidupan para semut." Sambung Raja Daud.

"Apakah itu ayah, katakanlah supaya aku ini mengert." Pinta Salomo.

"Baiklah, supaya engkau tahu, semut adalah binatang yang bijaksana, yang menyedari bahawa untuk segala sesuatu ada masanya. Mereka menyedari ada waktu untuk mengumpulkan dan bekerja serta ada waktu untuk beristirehat. Ketika masa untuk bekerja datang, mereka akan menggunakannya untuk mengumpulkan bekalan makanan. tak da seekorpun dari mereka yang berusaha mencuri waktu untuk bersantai dan bersenang-senang. Karena mereka sedar ketika musim dingin tiba, mereka akan dapat beristirahat di dalam sarangnya yang hangat, semua beristirehat, tidak ada yang bekerja. Mereka makan dan minum, berpesta sambil menanti datangnya musim bunga."

"Yang kedua, sebagai semut, mereka tahu bagaimana hidup dalam bersama dalam komunitinya. Setiap semut faham akan tugas dan peranannya masing-masing. Mereka menjalankan tugasnya dengan setia. Mereka tidak perlu dipaksa dan tidak perlu diarah. Mereka tetap bekerja tanpa perlu diawasi. Tiap-tiap semut akan melakukan tugasnya dengan sukarela dan sungguh-sungguh. Yang satu tidak iri dengan yang lain. Selain rajin, semut adalah binatang yang memiliki integritasi tinggi."

"Anakku jika engkau nanti menjadi seorang raja yang akan memimpin bangsamu, ajaklah rakyatmu belajar dari para semut." Sambung Sang Daud.

Tak terasa hari semakin siang. Matahari sudah berada tepat di atas kepala. Dipimpinnya tangan Salomo. "anak ku sudah saatnya untuk pulang. Masih cukup waktu untuk kamu bisa merenungkannya nanti."

Ya masih banyak waktu bagi kita untuk merenungkan, betapa tidak sempurnanya kita sebagai manusia, hingga masih harus belajar dari para semut.



:: You never know how much faith you have till the storm comes. ::
__._,_.___

Tidak ada komentar:

BIBLE SEARCH

Choose a Bible Book or Range
Type your text here
Ignore Case
Highlight Results