HIDUP BERIBADAH

Titus 2:11-15



Seorang anak yang nakal seringkali dikaitkan dengan kurangnya perhatian dan kasih sayang dari ibu bapanya. selain itu anak yang nakal seringkali juga dikaitkan dengan sikap kenakanlan remajanya.Seseorang yang cuma rajin membantah, juga seringkali dikaitkan dengan keinginan untuk mendapat perhatian. Pendapat di atas terbuka untuk diperdebatkan. Tapi, satu hal yang benar: kasih memotivasi seseorang untuk hidup mangasihi.



Kehadiran Yesus Kristus di dalam pentas sejarah manusia merupakan perwujudan kasih Allah bagi manusia yang berdosa. "Kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata" (ayat 11). Di dalam karya penyelamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus, manusia yang percaya menerima keselamatan sebagai kasih karunia Allah. Dan, kasih karunia Allah itu mesti menggerakkan setiap orang percaya, masuk kedalam proses memperbaharui-diri terus-menerus untuk "meninggalkan kejahilan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini" (ayat 12). Demikianlah panggilan hidup kita sebagai umat yang dikuduskan oleh Tuhan Yesus sebagai umat kepunyaan-Nya sendiri (ayat 14). Firman Tuhan hari mengingatkan, kita dipilih, ditebus, dan diselamatkan supaya menjadi orang yang "rajin berbuat baik".



Kasih anugerah Tuhan yang menyelamatkan, sudah cukup bagi orang percaya, untuk membuat kita berkembang menjadi umat yang beribadah dan rajin berbuat baik. Keluarga kita dan saudara kita kemungkinan tidak akan memberikan kasih dan perhatian yang kita perlukan. Hal tersebut tidak harus membuat kita tinggal-menetap sebagai orang jahil dan yang mementingkan keinginan-keinganan duniawi. Orang percaya hidup di dalam dan dikendalikan oleh kasih Tuhan, karana itu dari mana pun ia datang (=masalalunya) bukan lagi menentukan perjalanan masa depannya. Kasih anugerah Tuhan membuat kita hidup sebagai umat yang beribadah kepada Tuhan. Umat yang beribadah adalah orang-orang yang sikap, pikiran dan perkataannya selalu menyesuaikan dengan firman Tuhan.


EDITED BY MACKENZIE