"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.."
Matius 25 : 40
Matius 25 : 40
Krisis ekonomi yang nampaknya tidak akan berakhir dengan mudah dan mengugat banyak negara , termasuk raksasa ekonomi dunia yaitu Amerika Serikat, telah membuat banyak kilang dan perusahaan tepaksa mengulung tikar.Angka kemiskinan semakin meningkat akibat semakin bertambahnya jumlah pengangguran. Mau tidak mau banyak orang harus berusaha lebih keras lagi demi untuk memenuhi keperluan hidup.
pedagang , pedagang kaki lima, penipu, tukang parkir liar, pekerja seks, dan buruh cuci menjemur.Tidak hanya orang dewasa yang dibuat sibuk mencari uang, anak-anak pun terpaksa turun tangan membantu orang dewasa, karena pendapatan yang diterima tak lagi cukup untuk menyara keluarga. Anak-anak yang seharusnya bersekolah berkeliaran di jalan mencari nafkah. Bahkan tak cuma mereka yang usia sekolah, anak-anak yang masih menyusu pun dikerahkan untuk 'bekerja' guna menambah pendapatan.
Mereka yang seharusnya menikmati indahnya alam atau zaman kanak-kanak, dikelilingi banyak rakan sepermainan, bermain dengan penuh gurau dan senda, didakap dalam peluk kasih sayang ibu bapa dan belajar mengenal ilmu pengetahuan di bangku sekolah, harus ikut menanggung beban hidup keluarga. Mereka terpaksa melepaskan hak kanak-kanak mereka yang dilindungi oleh undang-undang dan mempertaruhkan keselamatan mereka di jalanan.Mereka masih kecil namun sudah harus menikmati "kerasnya" hidup.
TIDURPUN TAK PUNYA TEMPAT
Menyedihkan dan sungguh simpati. Begitulah yang dapat dilihat ketika menyaksikan mereka berbaring di bawah jambatan jalan, tempat letak kereta dan di lorong-lorong hanya beralaskan kotak dan berselimutkan sarung tipis yang lusuh. Tidur menghadang angin malam bercampur debu yang bertiup, di antara rintikan air, dan diiringi bunyi hujan.
Anak-anak malang itu tidak punya pilihan. Seandainya mereka bisa memilih, tentu mereka memilih lahir dari keluarga yang berkemampuan, di rumah sakit yang serba canggihl dan bersekolah di sekolah yang ternama. Namun inilah kehidupan yang harus mereka jalani. Anak-anak malang itu terpaksa punya status baru yang merendahkan dan membuat mereka semakin terpinggirkan yaitu "Anak-anak jalanan" bukan "Anak rumahan" atau "Anak sekolahan" yang terdengar lebih elit dan berkelas.
Mungkin saat bertemu dengan mereka. kita terpaksa menghindari mereka karena takut. Takut kotor, bau dan tertular kuman penyakit yang melekat di pakaian dan tubuh mereka yang lusuh dan kotor. Atau ketika mereka menadahkan tangan atau mengulurkan tangan meminta sekadar wang untuk belanja tangan, kita memandang mereka dengan hiba dan tergerak memberikan sejumlah wang atau memalingkan muka ke tempat lain. Saat kita bertemu dengan mereka, entah kita menedarinya atau tidak, di situ pun ada Yesus. Yesus juga ada di sana, berdiri menemani mereka. Yesus menyaksikan dan menunggu apakah reaksi kita.
Anak-anak malang itu sangat memerlukan kita, bukan hanya perlukan wang kita. Mereka tidak hanya perlukan sekadar perasaan simpati. Mereka perlukan kasih sayang kita. Dan sampai saat ini Yesus masih menanti "apa yang akan kita akan lakukan untuk mereka". Tergerakkah kita?
"Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku." Matius 25 : 44-45.
fikir-fikirkanlah cuba renungkanlah...
disediakan oleh ,
mackenzie
1 komentar:
Terima kasih. Keadaan anjal sangat memprihatinkan.
Posting Komentar